Kode Rahasia Somerton Man: Teka-Teki yang Belum Terpecahkan
Pada tahun 1948, dunia diguncang oleh penemuan tubuh pria tanpa identitas di Pantai Somerton, Adelaide, Australia. Tapi bukan hanya jasadnya yang mencengangkan. Beberapa minggu setelah kematiannya, satu petunjuk kecil muncul—sebuah potongan kertas bertuliskan “Tamám Shud” tersembunyi di saku rahasia celananya. Namun misteri tak berhenti di sana. Di balik halaman sebuah buku puisi yang ditemukan kemudian, tersimpan serangkaian simbol dan huruf misterius. Inilah yang dikenal sebagai Kode Rahasia Somerton Man — sebuah teka-teki yang hingga kini belum terpecahkan, dan terus membingungkan ahli kriptografi di seluruh dunia.

Awal Penemuan: Buku Puisi & Halaman yang Hilang
Buku yang menjadi kunci awal kode tersebut adalah salinan langka dari Rubáiyát of Omar Khayyám, sebuah kumpulan puisi filsafat dari abad ke-11 yang mengangkat tema waktu, kehidupan, dan kematian. Buku ini ditemukan secara misterius di dalam mobil yang diparkir tak jauh dari tempat jasad Somerton Man ditemukan.
Yang mengejutkan, halaman terakhir buku itu telah disobek. Dan dari sobekan itu-lah, potongan kertas bertuliskan Tamám Shud berasal—frasa Persia kuno yang berarti “telah berakhir”.
Namun yang benar-benar membingungkan adalah tulisan tangan samar di bagian belakang buku. Sebuah kode. Enam baris huruf acak yang terlihat seperti:

WRGOABABD |
MLIAOI |
WTBIMPANETP |
MLIABOAIAQC |
ITTMTSAMSTGAB |
Penampakan Pertama: Kode Tanpa Konteks
Polisi tidak menemukan pola yang jelas. Mereka segera menyerahkan kode tersebut kepada Angkatan Laut Australia, berharap bahwa pengalaman mereka dalam menangani sandi perang akan berguna. Namun, bahkan para ahli kriptografi militer tidak dapat mengidentifikasinya.
Kode ini tidak seperti sandi militer standar, tidak seperti Enigma milik Jerman, dan tidak cocok dengan metode kriptografi klasik seperti Caesar Cipher atau Vigenère. Setiap huruf tampak acak. Tidak ada pengulangan yang konsisten. Tidak ada pemisah kata. Bahkan baris kedua—“MLIAOI”—dilingkari, tapi tidak ada yang tahu artinya.
Teori Terbesar: Sandi Pribadi atau Puisi Terenkripsi?
Para peneliti mulai berspekulasi: apakah ini sebuah kode pribadi yang hanya bisa dipahami oleh si penulis? Ataukah sebuah acrostic, di mana setiap huruf mewakili kata dalam sebuah kalimat?
Misalnya:
“WRGOABABD” → “Will Remember Great Opportunities Always Be Abandoned By Destiny?”
Tapi ini hanya spekulasi kreatif tanpa dasar kuat.
Lalu, karena buku sumbernya adalah puisi, teori lain menyebut bahwa kode ini mungkin petunjuk terhadap baris-baris tertentu dalam Rubáiyát. Tapi tak satu pun upaya mencocokkan kode dengan baris puisi membuahkan hasil konkret.
Sinyal Intelijen: Apakah Somerton Man Seorang Agen?
Kode tersebut semakin menguatkan dugaan bahwa Somerton Man adalah mata-mata. Australia pada akhir 1940-an adalah pusat aktivitas intelijen Perang Dingin. Dekat lokasi penemuan mayat terdapat pabrik Woomera—lokasi uji senjata rahasia milik Inggris dan Australia.
Barang-barang dalam kopernya yang ditemukan di stasiun juga mendukung kemungkinan ini:
• Gunting dan obeng dimodifikasi
• Benang oranye langka
• Sepatu mengilap seperti tak pernah dipakai
Jika ia adalah agen rahasia, maka kode itu bisa jadi pesan atau catatan penting yang disamarkan dari siapa pun kecuali penerimanya.
Namun lagi-lagi, tidak ada badan intelijen yang secara resmi mengakui keterlibatan pria ini. Dan kode itu tetap membisu.
Era Digital: Analisis Modern, Hasil yang Sama
Di era komputer, banyak kriptografer amatir dan komunitas online mencoba memecahkan kode ini dengan pendekatan baru:
• Analisis frekuensi huruf
• Simulasi pengacakan
• Pembandingan dengan struktur bahasa Inggris dan Persia

Bahkan AI dan machine learning telah dicoba untuk mencari pola tersembunyi. Tapi tidak ada hasil pasti. Yang mereka temukan hanyalah bahwa distribusi huruf tampak terlalu acak untuk bahasa biasa, dan terlalu pendek untuk statistik kriptografi yang akurat.
Kode, Buku, dan Perempuan Bernama Jo Thomson
Satu-satunya petunjuk hidup dalam misteri ini adalah Jo Thomson, mantan perawat militer yang namanya ditemukan dalam buku puisi tersebut. Ketika diperlihatkan sketsa wajah korban, dia terlihat sangat terguncang—meski tetap bersikeras bahwa ia tidak mengenalnya.
Teori berkembang:
• Jo mungkin mengenal korban, tapi merahasiakannya.
• Kode itu bisa jadi catatan pribadi antara keduanya.
• Atau, pesan bunuh diri dalam bentuk simbolik.
Namun Jo tetap bungkam sampai akhir hayatnya. Dan kode itu tetap tak terpecahkan.
DNA dan Nama Baru: Carl Webb
Pada tahun 2022, peneliti forensik Derek Abbott dan ahli genealogis berhasil mengidentifikasi Somerton Man sebagai Carl “Charles” Webb—seorang insinyur listrik asal Melbourne yang menghilang tanpa jejak.
Namun bahkan setelah identitasnya diketahui, kode itu tetap menjadi misteri. Tak ada catatan Carl Webb pernah menggunakan sandi. Tak ada bukti dia memiliki pelatihan intelijen. Tidak ada tulisan lain miliknya yang sebanding dengan kode tersebut.
Refleksi: Apakah Kode Itu Akan Pernah Terpecahkan?
Lebih dari 70 tahun sejak kasus ini muncul, kode tersebut tetap menjadi satu-satunya bagian dari puzzle yang tak tergeser. Ia bagaikan kunci dari teka-teki yang lebih besar—tentang kematian, identitas, cinta, atau mungkin pengkhianatan.
Ataukah mungkin… kode itu tidak berarti apa pun?
Sebuah coretan tanpa makna?
Atau sebuah pesan terakhir, hanya untuk satu orang—yang tidak pernah datang?
🔗 Baca Juga:
Tamám Shud: Kata Terakhir yang Mengguncang DuniaPenutup
Kode Rahasia Somerton Man bukan sekadar teka-teki kriptografi. Ia adalah simbol dari betapa terbatasnya pemahaman manusia atas misteri hidup—dan kematian. Dalam dunia yang penuh dengan data, sensor, dan teknologi, ada satu hal yang tetap tak berubah: kemampuan manusia untuk menyembunyikan sesuatu… bahkan hingga ke liang kubur.
Dan mungkin, dua kata di saku jasnya sudah cukup:
Tamám Shud.