Injil Thomas vs Matius: Perbedaan Kontroversial Ajaran Yesus
Injil Thomas vs Injil Matius selalu menggoda pembaca modern dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar: mengapa ada ajaran Yesus yang tidak masuk Alkitab? Apakah semua sabda-Nya telah tercatat di Injil kanonik, atau masih ada “firman tersembunyi” yang menunggu untuk ditemukan?
“Jika kamu mengenal dirimu, kamu akan dikenal dan kamu akan menyadari bahwa kamu adalah anak dari Sang Hidup.”
— Injil Thomas, Logion 3
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.”
— Matius 5:3

Kedua kutipan di atas—satu menekankan pengenalan diri, satu lagi kerendahan hati di hadapan Allah—menciptakan kontras tajam. Sebagai pembaca, kita pun tergelitik: Apakah Yesus mengajarkan hal berbeda kepada orang yang berbeda? Mari menelusuri jawabannya secara bertahap, netral, dan reflektif.
Mengenal Dua Injil yang Berbeda: Kanonik dan Apokrif
Apa itu Injil Matius?
Injil ini termasuk empat Injil kanonik. Ditulis sekitar tahun 80-90 M, teksnya diarahkan kepada komunitas Yahudi-Kristen, menekankan Yesus sebagai Mesias yang menggenapi nubuat Perjanjian Lama.
Apa itu Injil Thomas dan dari mana asalnya?
Injil Thomas adalah kumpulan 114 logion (ucapan Yesus) tanpa narasi. Salinan Koptiknya ditemukan di Nag Hammadi, Mesir, 1945, meski peneliti menaksir versi Yunani aslinya sudah beredar akhir abad I – awal abad II M. Karena tak diakui gereja arus utama, ia diklasifikasikan sebagai teks apokrif Kristen.
Ajaran Yesus: Dari Sabda Terang hingga Logion Tersembunyi
Kerajaan Surga: Antara Harapan Masa Depan dan Kesadaran Batin
- Matius: “Datanglah Kerajaan-Mu…” menempatkan Kerajaan Allah sebagai realitas eskatologis eksternal—akan datang sepenuhnya pada akhir zaman.
- Thomas: “Kerajaan itu ada di dalam dirimu dan di sekitarmu.” Pemahaman bersifat internal—hadir lewat pencerahan batin saat ini.
Siapa yang Disebut Berbahagia?
- Matius menyorot orang miskin, lembut, dan haus kebenaran—fokus pada etika sosial & pertobatan.
- Thomas menggarisbawahi mereka yang “menemukan makna di balik kata-kata”—fokus pada pengetahuan dan pengenalan diri.
Elemen | Injil Matius | Injil Thomas |
---|---|---|
Format | Naratif kronologis | Kumpulan logion |
Fokus | Etika sosial & Kerajaan di masa depan | Pencerahan batin & Kerajaan di dalam diri |
Penekanan | Ketaatan & pertobatan | Pengetahuan & pencarian diri |

✍️ Alih-alih memilih mana yang lebih “benar”, mari melihat bagaimana dua teks kuno ini memantulkan keragaman cara manusia memaknai spiritualitas.
Intermezzo: Kutipan Kontras untuk Renungan
🗣️ Thomas, Logion 70
“Jika engkau membawa keluar apa yang ada di dalam dirimu, yang ada akan menyelamatkanmu.”
📜 Matius 15:19
“Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan…”
💡 Apakah “dalam diri” manusia sumber terang atau kegelapan? Kontras ini sering memicu dialog panjang di ruang komentar, instagram carousel, maupun forum teologi digital.

Mengapa Injil Thomas Tidak Masuk Alkitab?
Kriteria Kanonisasi dan Kontroversi Sejarah
Gereja abad IV menetapkan kanon berdasar:
- Apostolisitas—ditulis atau disetujui rasul.
- Orthodoksi—selaras doktrin umum.
- Penggunaan Liturgi—dibaca luas di jemaat.
Injil Thomas dipandang tak memenuhi kriteria kedua karena unsur-unsur gnostik-nya (penekanan gnosis rahasia untuk keselamatan).

Pandangan Gereja Awal terhadap Ajaran Gnostik
Tokoh seperti Ireneus († 202 M) menilai ajaran gnosis rawan mengikis sentralitas salib dan kebangkitan. Akibatnya, teks-teks gnostik—termasuk Thomas—terpinggirkan.
Apakah Bertentangan atau Justru Saling Melengkapi?
Tafsir Modern terhadap Ajaran Yesus
- Teolog progresif melihat Injil Thomas sebagai “cermin batin” yang menambah dimensi mistik dalam kekristenan.
- Teolog konservatif menilai keselamatan berbasis “pengetahuan rahasia” berisiko mereduksi anugerah Allah.
Perbandingan Nilai Spiritualitas dan Etika
- Matius mengajak transformasi sosial—berani mempraktikkan keadilan.
- Thomas mendorong transformasi pribadi—menemukan “cahaya di dalam diri”.
Keterpaduan keduanya mungkin justru memperkaya pemahaman: etika eksternal dan kesadaran internal saling meneguhkan.
Kesimpulan: Dua Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam
Perjalanan kita menelusuri Injil Thomas vs Matius membuka fakta bahwa ajaran Yesus telah diterima, diingat, dan ditafsirkan oleh komunitas‐komunitas berbeda. Satu komunitas menekankan keadilan sosial, komunitas lain menekankan pencerahan batin—keduanya bertujuan sama: menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup.
“Apakah mungkin Yesus mengajarkan lebih dari yang tercatat dalam kitab suci resmi? Dan apakah ‘pengenalan diri’ adalah bagian dari jalan spiritual?”
💬 Bagaimana Anda memahami ajaran Yesus dalam kehidupan sehari-hari?
Silakan berbagi pandangan di kolom komentar—diskusi inklusif ini dapat menolong kita saling memperkaya iman dan wawasan.
Artikel ini disusun netral untuk keperluan edukasi sejarah & teologi. Gunakan sumber primer dan kajian akademik lanjutan sebelum menarik kesimpulan final.